About Apologize
What do you guys think about apologize?
Mungkin dulu ketika kecil, aku akan mulai minta maaf ketika Mama atau orang yang lebih tua dari aku marah ke aku atau memberi tahu kalau aku melakukan kesalahan. Ke depannya, ketika aku melakukan hal itu lagi, aku akan tau itu salah, merasa bersalah, lalu minta maaf. Contoh lain? Mungkin dari pengajaran-pengajaran agama yang menunjukkan aku melakukan kesalahan. Karena aku tau aku salah (sesuai dengan yang aku tau itu salah), aku meminta maaf.
Setelah besar dan menjalin relasi dengan bermacam-macam orang, aku melihat ego ku yang mencoba mempertahankan standar salah ku. Kalau aku tidak merasa bersalah, untuk apa aku minta maaf? Toh bukan aku yang salah?
Setelah sekian relasi yang terputus dan tentu setelah aku dewasa, aku sadar, meminta maaf tidak hanya sebatas ketika aku merasa bersalah. Meminta maaf bisa muncul ketika aku menyakiti orang yang aku sayangi meskipun menurut ku (dan ego ku) aku tidak salah. Bukan berarti aku terpaksa. Bukan. Sungguh tidak ada keterpaksaan ketika aku meminta maaf. Aku meminta maaf sungguh karena aku sadar aku sudah melakukan sesuatu yang membuat orang ini kecewa, sedih, marah dan tidak nyaman. Aku menyingkirkan ego ku untuk berusaha mengembalikan kembali kenyamanan bagi orang ini untuk berelasi dengan ku.
Kenapa berusaha? Karena dimaafkan atau tidak bukan bagian ku. Itu adalah bagian orang yang aku sakiti. Apabila relasi ini adalah relasi yang sangat penting untuk ku, tentu aku akan berusahan sebisa ku untuk merestorasi semuanya supaya kembali seperti awal. Jujur, jika relasi ini bukan relasi yang cukup krusial buat ku, aku tidak akan terlalu peduli untuk meminta pengampunan. Aku menyerahkan pada waktu untuk mengembalikan keadaan relasi ini.
Meminta maaf bukan sesuatu yang gampang untuk ku. Sulit. Ego ku cukup besar. Tetapi aku sadar, berelasi dengan intens dengan seseorang akan memunculkan banyak konflik dan membutuhkan banyak penyesuaian. Konflik yang terjadi tentu akan menyakiti aku dan menyakiti orang lain . Perlu ada permintaan maaf dan pengampunan berkali-kali. Aku sangat sadar ini karena pemahaman akan keberdosaan manusia dan bagaimana dosa ini bahkan merusak relasi yang dibangun dengan motivasi yang baik. Aku sadar, aku berdosa dan sangat mungkin untuk menyakiti orang lain.
Di satu sisi, aku menyiapkan diriku untuk merasa sakit (setidaknya aku tidak berekspektasi sebuah relasi akan sempurna dan hanya membawa kesenangan) dan aku berharap orang yang berelasi dengan ku bisa menerima aku dan keberdosaan ku dengan kasih. Bisa menyampaikan kekecewaannya dengan lembut dan mau bersama-sama memperbaiki relasi yang mungkin tersayat. Membuat orang yang aku kasihi tau bahwa apa yang dia rasakan valid dan aku ingin dia nyaman berelasi dengan ku adalah sesuatu yang penting daripada ego ku.
Lah, mudah untuk dibodoh-bodohi dong? Oleh karena itu, berelasi dengan orang yang tepat sungguh penting. Aku tau, semua orang akan mengecewakan (karena hanya Tuhan yang sempurna). Tapi sungguh penting untuk berelasi orang yang juga memiliki pemahaman yang sama dengan ku. Orang yang juga menganggap apa yang kurasakan penting. Orang yang juga ingin aku nyaman berelasi dengan dia. Orang yang terus berusaha menjaga relasi ini supaya tetap terjaga baik.
Tidak perlu terlalu cepat untuk memutuskan bahwa kamu sudah menemukan orang seperti itu. Sebuah relasi tidak selalu tumbuh eksponensial. Bahkan laju pertumbuhannya pun tidak ada yang tau (walaupun sebetulnya laju pertumbuhan relasi buat ku bisa diusahakan). Bersabarlah hingga relasi itu berbuah dan kamu tau buahnya manis! I pray for myself to eventually find myself someone to do tango with and I pray for you too!
Komentar
Posting Komentar